Spiritual
yang sehat tercermin dari cara seseorang mengekspresikan rasa syukur, pujian,
kepercayaan dan lain sebagainya, terhadap sesuatu di luar alam fana, yakni
Tuhan Yang Maha Esa. Misalnya sehat spiritual bisa dilihat dari praktik
keagamaan seseorang. Dengan kata lain, sehat secara spiritual adalah keadaan
seseorang dalam menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agamanya.
Kesehatan
spiritualitas merupakan keadaan yang dialami oleh manusia yang ditandai dengan
penguatan emosional terhadap sebuah keyakinan, sehingga menyebabkan munculnya
perasaaan damai, selaras, dan adanya peradaban yang dekat dengan sesuatu yang
bersifat " Suci ". Kebutuhan terhadap spiritualitas ini oleh Maslow
ditempatkan di hierarki tertinggi diatas kebutuhan aktualisasi diri. Karena
sebagai kebutuhan puncak, amak dalam fase spiritualitas ini sering digambarkan
bahwa apabila seseorang telah mencapai pemenuhan kebutuhan spiritualitasnya,
maka ia tidak lagi tertuntut memenuhi kebutuhan egonya.
Spiritualitas
berhubungan dengan jiwa, dan jiwa berhubungan dengan keadaan diri dan
lingkungan, sehingga kesehatan spiritualitas mengalami pasang surut. Terdapat
beberapa hal yang berpengaruh pada kesehatamn spiritual seseorang, yaitu
lingkungannya. Sebab faktor lingkungan ini sebagai pembentuk diri anda yang
sebenarnya. Dilingkungan kehidupan terdapat banyak tantangan dan tawaran, dan
pilihan sikap yang diambil menentukan arah pembentukan spiritualitas kehidupan
anda.
Tidak
semua kesenangan yang ditawarkan dalam kehidupan dunia mempunyai pengaruh yang
baik bagi spiritualitas. Pergaulan bebas dan minuman keras bisa mengganngu
kestabilan spirit karena spiritulitas berhubungan dengan sistem kognitif (
pikiran ). Apabila pikiran anda terganggu maka bisa terjadi gangguan kesehatan
anda. Pada keadaan seperti inilah diperlukan beberapa tindakan untuk
mengembalikan pada fungsi kestabilan jiwa. Jiwa yang stabil bisa menyebabkan
membaioknya fungsi spiritualitas, dan hal ini dapat dilakukan dengan beberapa
cara atau pengkondisian.
Antara
agama dan unsur psikologis dalam kesehatan memiliki kaitan yang erat. Orang
yang merasa dirinya dekat dengan Tuhan akan timbul rasa tenang dan aman ,yang
merupakan salah satu ciri sehat mental.
Sedangkan
kaitan agama dengan perilaku sosial adalah kegiatan ibadah atau sosial yang
umumnya di lakukan bersama-sama oleh penganut agama. Hasil
penelitian mendapatkan bahwa pada orang-orang yang komitmen agamanya
tinggi maka ketaatan terhadap norma sosialnya juga tinggi.
Beberapa
penelitian juga menunjukkan bahwa ada hubungan erat antara kesehatan jiwa
dengan aspek daya tahan tubuh , yang terkait dengan kondisi biologis
seseorang. Pada sebuah penelitian ditemukan bahwa orang-orang dengan skor
religius tinggi, akan memiliki kadar CD-4 yang juga tinggi. Hal ini
menggambarkan tingginya daya tahan tubuh.
Serangkaian
bukti-bukti lain juga menunjukkan bahwa agama tidak dapat dipandang sebelah
mata dalam proses penyembuhan pasien . Pasien dengan tingkat religius tinggi
akan rendah nilai depresinya.
Peran do’a terhadap
penyembuhan pasca operasi prostat juga telah di teliti yang mendapatkan hasil
bahwa peningkatan pemahaman agama dan do’a dapat membantu menekan intensitas
depresi pada pasien.
Terhadap
kesehatan jantung, beberapa pendapat dan hasil penelitian mendapatkan bukti
bahwa pasien dengan komitmen agama tinggi yang mengalami transplantasi jantung
yang di amati selama satu tahun menunjukkan kemampuan bertahan yang lebih
tinggi dibanding dengan mereka yang tidak memiliki komitmen agama. Penelitian yang dilakukan tahun 2006 mendapat bukti bahwa komitmen agama
yang tinggi akan dapat mencegah terjadinya serangan penyakit jantung
koroner.
Dengan
berbagai hasil temuan tersebut, ketahanan sistem imun dapat ditingkatkan salah
satunya dengan komitmen agama yang tinggi. Daya tahan mental juga
akan lebih baik karena dengan agama orang akan memiliki positive
thinking, kontrol diri dan penghargaan diri yang baik dan merasa
menjalani hidup dengan penuh makna.
Indahnya
pelajaran/pendidikan agama di sekolah bila selain mengajarkan aturan-aturan
agama secara umum, juga menyadarkan fungsi menunaikan ibadah dapat menjadi
pendukung dan terapi kesehatan. Hal itu sebagai salah satu cara untuk
meningkatkan keefekftivan terapi kejiwaan dan memperluas upaya penyembuhan.
Kemampuan terapi agama untuk proses penyembuhan penyakit dapat di tingkatkan
dengan menambah tingkat keimanan pasien. Mari kita menjalankan agama dengan
baik dan benar, insya-Allah pahala akherat menanti, kesehatan dan ketentraman
hidup di dunia didapat.
(Source: www.berbagisehatsukses.blogspot.com)