Saturday, 11 July 2015

Hubungan Erat Antara Kesehatan Jiwa Raga dengan Kesehatan Spiritual

     Spiritual yang sehat tercermin dari cara seseorang mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan lain sebagainya, terhadap sesuatu di luar alam fana, yakni Tuhan Yang Maha Esa. Misalnya sehat spiritual bisa dilihat dari praktik keagamaan seseorang. Dengan kata lain, sehat secara spiritual adalah keadaan seseorang dalam menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agamanya.

    Kesehatan spiritualitas merupakan keadaan yang dialami oleh manusia yang ditandai dengan penguatan emosional terhadap sebuah keyakinan, sehingga menyebabkan munculnya perasaaan damai, selaras, dan adanya peradaban yang dekat dengan sesuatu yang bersifat " Suci ". Kebutuhan terhadap spiritualitas ini oleh Maslow ditempatkan di hierarki tertinggi diatas kebutuhan aktualisasi diri. Karena sebagai kebutuhan puncak, amak dalam fase spiritualitas ini sering digambarkan bahwa apabila seseorang telah mencapai pemenuhan kebutuhan spiritualitasnya, maka ia tidak lagi tertuntut memenuhi kebutuhan egonya.

     Spiritualitas berhubungan dengan jiwa, dan jiwa berhubungan dengan keadaan diri dan lingkungan, sehingga kesehatan spiritualitas mengalami pasang surut. Terdapat beberapa hal yang berpengaruh pada kesehatamn spiritual seseorang, yaitu lingkungannya. Sebab faktor lingkungan ini sebagai pembentuk diri anda yang sebenarnya. Dilingkungan kehidupan terdapat banyak tantangan dan tawaran, dan pilihan sikap yang diambil menentukan arah pembentukan spiritualitas kehidupan anda.

     Tidak semua kesenangan yang ditawarkan dalam kehidupan dunia mempunyai pengaruh yang baik bagi spiritualitas. Pergaulan bebas dan minuman keras bisa mengganngu kestabilan spirit karena spiritulitas berhubungan dengan sistem kognitif ( pikiran ). Apabila pikiran anda terganggu maka bisa terjadi gangguan kesehatan anda. Pada keadaan seperti inilah diperlukan beberapa tindakan untuk mengembalikan pada fungsi kestabilan jiwa. Jiwa yang stabil bisa menyebabkan membaioknya fungsi spiritualitas, dan hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara atau pengkondisian. 

    Antara agama dan unsur psikologis dalam kesehatan memiliki kaitan yang erat. Orang yang merasa dirinya dekat dengan Tuhan akan timbul rasa tenang dan aman ,yang merupakan salah satu ciri sehat mental.
Sedangkan kaitan agama dengan perilaku sosial adalah kegiatan ibadah atau sosial yang umumnya di lakukan bersama-sama oleh penganut  agama.  Hasil penelitian mendapatkan bahwa pada orang-orang yang  komitmen agamanya tinggi maka ketaatan terhadap norma sosialnya juga tinggi.

    Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa ada hubungan erat antara kesehatan jiwa dengan aspek daya  tahan tubuh , yang terkait dengan kondisi biologis seseorang. Pada sebuah penelitian ditemukan bahwa orang-orang dengan skor religius tinggi, akan memiliki kadar CD-4 yang  juga tinggi. Hal ini menggambarkan tingginya daya tahan tubuh.

   Serangkaian bukti-bukti lain juga menunjukkan bahwa agama tidak dapat dipandang sebelah mata dalam proses penyembuhan pasien . Pasien dengan tingkat religius tinggi akan rendah nilai depresinya. 

    Peran do’a
 terhadap penyembuhan pasca operasi prostat juga telah di teliti yang mendapatkan hasil bahwa peningkatan pemahaman agama dan do’a dapat membantu menekan intensitas depresi pada pasien.
Terhadap kesehatan jantung, beberapa pendapat dan hasil penelitian mendapatkan bukti bahwa pasien dengan komitmen agama tinggi yang mengalami transplantasi jantung yang di amati selama satu tahun menunjukkan kemampuan bertahan yang lebih tinggi dibanding dengan mereka yang tidak memiliki komitmen agama. Penelitian yang dilakukan tahun 2006 mendapat bukti bahwa komitmen agama yang tinggi akan dapat mencegah terjadinya serangan penyakit  jantung koroner.

   Dengan berbagai hasil temuan tersebut, ketahanan sistem imun dapat ditingkatkan salah satunya dengan komitmen agama yang  tinggi. Daya tahan mental  juga akan lebih baik karena dengan agama orang  akan memiliki positive thinking, kontrol diri dan penghargaan diri yang baik dan merasa menjalani hidup dengan penuh makna.

     Indahnya pelajaran/pendidikan agama di sekolah bila selain mengajarkan aturan-aturan agama secara umum, juga menyadarkan fungsi menunaikan ibadah dapat menjadi pendukung dan terapi kesehatan.  Hal itu sebagai salah satu cara untuk meningkatkan keefekftivan terapi kejiwaan dan memperluas upaya penyembuhan. Kemampuan terapi agama untuk proses penyembuhan penyakit dapat di tingkatkan dengan menambah tingkat keimanan pasien. Mari kita menjalankan agama dengan baik dan benar, insya-Allah pahala akherat menanti, kesehatan dan ketentraman hidup di dunia didapat. 


(Source: www.berbagisehatsukses.blogspot.com)

No comments:

Post a Comment